Kali ini mau bahas Mochtar Lubis sastrawan Angkatan 1960-an, dikenal sebagai penulis novel, cerpen, penerjemah, pelukis, dan seorang jurnalis ternama. Mochtar Lubis lahir di Padang tanggal 7 Maret 1922 dari keluarga Batak Mandailing dan meninggal dunia di Jakarta pada tanggal, 2 Juli 2004.
Ayahnya bernama Marah Husin Gelar Raja Pandapotan Lubis
bekerja sebagai Kepala Distrik Kerinci pada masa Pemerintahan Hindia Belanda. Sementara
ibunya bernama Siti Madinah Nasution, selalu menceritakan dongeng yang kemudian
Mochtar Lubis ceritakan kembali kepada teman-teman di sekolah.
Kemampuan menceritakan ulang sepertinya salah satu petunjuk
bakat Mochtar Lubis kelak menjadi penulis novel dan cerpen.
Ohya booklover tentu tau nama Yayasan Obor Indonesia
(YOI) yang identik sebagai penerbit buku atau karya tulisan bertema isu-isu
lingkungan hidup, jurnalistik dan hak asasi manusia.
Ternyata, Mochtar Lubis adalah pendiri YOI sebagai cara Beliau untuk menyebar luaskan tulisan yang menjadi perhatiannya tersebut. Hal ini bisa tercermin di dalam karya-karya Mochtar Lubis. Penulis mencoba cari buku karya Mochtar Lubis di Blibli dan Shopee masih tersedia dijual. Semua berupa buku fisik (soft-cover).
Karya Mochtar Lubis seperti “Harimau! Harimau!” sebagai sebuah cerita petualangan di rimba raya oleh sekelompok pengumpul damar yang diburu oleh seekor harimau yang kelaparan. Berhari-hari mereka mencoba menyelamatkan diri mereka dan seorang demi seorang di antara mereka jatuh menjadi korban terkaman harimau. Karya “Harimau!Harimau!” ini meraih hadiah Yayasan Buku Utama Departemen P&K tahun 1975.
Sementara “Manusia Indonesia” adalah pidato kebudayaan yang disampaikan Mochtar Lubis pada 6 April 1977 di TIM yang kemudian diterbitkan menjadi buku.
Cek juga “Tajuk-Tajuk Mochtar Lubis di Harian Indonesia RayaSeri 2” mengangkat buah pikiran dan pandangan Mochtar tentang korupsi dan ekonomi, Pendidikan
dan generasi muda, hukum dan ABRI.
Sebagai sastrawan, Mochtar Lubis pun berseberangan dengan rezim pemerintahan saat itu. Mochtar Lubis pernah dijebloskan ke dalam penjara atas tuduhan terlibat kasus Malari 1974. Mochtar dipenjara selama dua bulan, dan memoar selama di penjara Nirbaya, diterbitkan dalam buku berjudul “Nirbaya:Catatan Harian Mochtar Lubis dalam Penjara Orde Baru”. Kamp Nirbaya sendiri sudah tidak ada. Dulu lokasi Nirbaya terletak di samping Taman Mini Indonesia Indah (TMII), bagi yang tertarik membaca tulisan seputar politik dan ingin mendapatkan referensi pemerintahan rezim Orde Baru.
Karya Mochtar Lubis adapula kok yang sifatnya fiksi terdiri dari kumpulan cerita pendek
(cerpen) berjudul “Perempuan”. Pertama kali terbit pada tahun 1956, baru kemudian kumpulan cerpen ini terbit lagi pada 2010. Cukup jeda lama tapi syukurlah masih bisa didapat di toko buku online. Adapun sesuai judul besar yang dibawa pengarang, Perempuan mengangkat kisah-kisah tentang perempuan terdiri dari sebanyak 18 judul cerpen untuk disajikan kepada pembaca.
Yuk, tinggalkan komentar di bawah ini jika kalian bisa menambahkan lagi karya Mochtar Lubis yang bisa didapatkan di toko online. (*)