Sunday, January 15, 2023

Nak, Belajarlah Soal Uang


Penulis: Jeong Seon Yong (Jeong Story)

Buku Financial - Edisi Bahasa Indonesia

Jumlah halaman: xv + 286 halaman

Format: Soft cover

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

ISBN: 978-602-06-6214-5

 

Deskripsi:

Bagi Penggemar buku finansial tentu sudah akrab dengan Rich Dad Poor Dad dari Robert T. Kiyosaki, yang cukup memberi inspirasi kita untuk melek finansial sejak dini dan mengajarkan kita apa yang harus kita lakukan ataupun mengajarkan anak kita tentang uang agar mereka memiliki masa depan keuangan yang sukses.

 

Sehingga ketika diriku memegang buku Nak, Belajarlah Soal Uang Pelajaran tentang Uang dari seorang ayah kaya Korea, saya tentu penasaran nasihat finansial versi Appa (sebutan “Ayah” dalam bahasa Korea) dari negeri Ginseng.

 

Jeong Seon Yong meyakini bahwa tanah dan properti merupakan aset yang kuat untuk menjadi portofolio investasi. Aset yang memiliki batang yang kuat dan tahan goncangan, demikian kata Appa Seon Yong tentang properti.

 

Hal ini tidak lepas dari data bahwa Korea Selatan memiliki tingkat kepadatan penduduk nomor satu di dunia, dengan tingkat urbanisasi sebesar 82%, kepadatan penduduk nomor satu terpusat di kota metropolitan. Ditambah lagi tingkat persebaran rumah tangga yang pesat.

 

Nasehat keuangan yang kedua dari appa Seon Yong adalah menjadi pemilik usaha sendiri karena ini berarti memiliki pekerjaan yang aman dan tidak perlu khawatir dipecat. Ada sebuah petuah indah tentang menjalankan bisnis, yaitu “Sesuatu yang luar biasa terdapat pada roti yang dibasahi air mata dan sampanye yang dipenuhi air mata.” Singkatnya bahwa untuk sukses dalam bisnis maka bisnis pertama harus dilakukan secara mandiri dari tingkat dasar.

 

Namun appa Seon Yong mengaitkan membangun bisnis dengan empat fase usia pemahaman tentang uang.

 

Fase pertama, menurutnya, masa kanak-kanak adalah masa pemahaman penggunaan uang. Tahap ini terjadi sebelum seseorang memasuki kehidupan sosial. Dari lahir hingga pertengahan umur dua puluhan tahun. Periode tersebut waktu untuk belajar tentang pemakaian uang.

 

Fase kedua, masa muda adalah waktunya berfokus mencari uang dengan pekerjaan.


Sedangkan fase ketiga, masa dewasa adalah waktunya berfokus mencari pendapatan dari bisnis. Jika sekarang ini marak pendapat motivasi bahwa memulai bisnis di usia muda, katakanlah sejak lulus sarjana sekitar 22 tahun keatas, sehingga rentang usia yang kita miliki cukup panjang jika terjadi jatuh bangun dalam proses merintis usaha.

 

Seon Yong di dalam buku ini menempatkan masa dewasa seseorang dalam rentang usia empat puluh tahun hingga enam puluh tahun. Karena di periode ini kita mulai melangkahkan kaki untuk pertama kali ke dunia bisnis dengan menggunakan prinsip dasar yang didapatkan ketika bekerja. Pada tahapan ini kita sudah menguasai pembelajaran kita tentang penggunaan uang dan pendapatan dari bekerja.  

 

Barulah pada fase keempat, masa tua adalah waktunya untuk fokus kepada pendapatan dari modal. Masa ini dimulai dari akhir umur enam puluh tahun sampai ajal datang menanti.

 

Selain itu, appa Seon Yong juga menyebutkan bahwa keberhasilan pencapaian finansial mereka tidak lepas dari peran istrinya alias Ibu. Bahkan dia mengakui, Ibu memiliki pengetahuan ekonomi yang lebih baik sejak usia muda, ketimbang dirinya.

 

Sosok ibu digambarkan sebagai wanita muda yang telah memahami nilai uang sejak muda. Misalkan lebih memilih emas untuk mahar pernikahan, dimana emas tersebut menjadi salah satu pilihan investasi, dan  mengatur keuangan rumah tangga secara hemat.

 

Buku setebal lebih dari 280 halaman ini menurutku memberi ‘warna berbeda’ untuk literasi finansial. Yaitu, gaya tulisan naratif bak membaca surat dari Ayah tentang nasehat tentang pengetahuan ekonomi.


 

Sedikit bocoran Daftar Isi buku Nak, Belajarlah Soal Uang terdiri dari 5 bab:

 

Pendahuluan: Mengapa Kita Harus Belajar Soal Uang

1.      Tingkatkan Kekayaan: Ketahui Rasa Uang untuk Meraih Kekayaan

2.      Strategi: Uang Terkumpul, Uang Terpakai, Uang Disimpan

3.      Investasi: Teknik Mengumpulkan dan Menggulungnya

4.      Kehidupan: Kekayaan Ada Pada Pikiran

5.      Pelajaran Tentang Uang: Empat Cara Memiliki Mata yang Bisa Melihat Uang

Penutup: Kemiskinan Itu Memalukan

Surat Dari Anak: Kulihat Dunia dengan Pelita Ayahku

 

(*)

 


 

No comments:

Post a Comment